JSON Variables

Tempat Penimbunan Sampah TPA Burangkeng Kabupaten Bekasi Longsor, Mengakibatkan Antrean Panjang Truk Sampah Berhari-Hari


Bekasi, 15 November 2024  (AKURAT, BERISI & BERIMBANG) – Gunung sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Setu, Kabupaten Bekasi, kembali mengalami longsor pasca hujan deras yang melanda wilayah tersebut minggu lalu. Longsoran sampah ini tidak hanya menimbulkan kekacauan di lokasi, tetapi juga menghambat aktivitas bongkar muat sampah. Akibatnya, puluhan armada transporter terjebak dalam antrean panjang, bahkan ada beberapa sopir yang terpaksa menginap di lokasi.


Sopian, selaku tim investigasi DPD Koalisi KAWALI Indonesia Lestari Kabupaten Bekasi, mengaku prihatin dengan kondisi di TPA Burangkeng. Menurutnya, longsor yang terjadi kali ini diduga disebabkan oleh kurang baiknya pengelolaan dan penanganan sampah. "Ini bukan pertama kali terjadi. Situasi seperti ini sudah berulang, dan dampaknya semakin parah," ujar Sopian.

TPA Burangkeng memiliki luas sekitar 11 hektar kini disebut-sebut sudah dalam kondisi overload, meski waktu operasionalnya belum mencapai enam bulan sejak dibersihkan. Bahkan, dalam dua bulan saja, kapasitas TPA sudah tidak mampu menampung volume sampah yang terus bertambah setiap harinya. Hal ini membuat tumpukan sampah semakin menggunung hingga memakan badan jalan.

Ketua DPD Koalisi KAWALI Indonesia Lestari Kabupaten Bekasi Yopi Oktavianto menyatakan kekecewaannya terhadap pihak pengelola TPA yang dinilai tidak menjalankan amanat Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. “Penanganan sampah di TPA ini seharusnya dilakukan secara komprehensif dan tidak melanggar hukum, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. dengan demikian pelaku pencemaran lingkungan hidup terbesar salah satunya adalah pemerintah itu sendiri, jika tidak segera diperbaiki maka akan merugikan lingkungan dan masyarakat,”, tegasnya



Para sopir transporter juga mengeluhkan dampak dari longsoran ini. Mereka harus antri selama berjam-jam, bahkan hingga berhari-hari, untuk membongkar muatan sampah. “Kami hanya bekerja sesuai tugas, tapi kalau situasi begini, waktu dan tenaga kami terbuang percuma. Belum lagi bau menyengat yang harus kami hadapi,” keluh seorang sopir.

Sopian menekankan bahwa penanganan masalah sampah ini membutuhkan kerja sama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. "Langkah preventif seperti pengurangan sampah dari sumber, pengelolaan sampah organik, dan edukasi bagi masyarakat perlu segera diterapkan agar tidak ada lagi longsor di TPA yang merugikan banyak pihak," jelasnya.

Permasalahan TPA Burangkeng bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal kebijakan dan kesadaran lingkungan. Jika tidak ada langkah konkret, longsoran gunung sampah ini hanya akan menjadi awal dari krisis lingkungan yang lebih besar di masa depan.






(RED)
Lebih baru Lebih lama

Facebook