JSON Variables

Dari Kelontong Jadi Konglomerat: Perjalanan Mengesankan Keluarga Widjaja dan Sinar Mas Group Menuju Puncak Kekayaan Indonesia


Jakarta, Kamis 26 Desember 2024 (Akurat, Berisi dan Berimbang) Keluarga Widjaja, yang menduduki peringkat ke-4 sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada tahun 2024, memiliki harta yang mencapai US$18,9 miliar atau setara dengan Rp305 triliun. Kesuksesan ini tidak terlepas dari kerja keras dan perjalanan panjang yang dijalani oleh pendiri Sinar Mas Group, Eka Tjipta Widjaja, yang memulai karir bisnisnya dengan berjualan kelontong.

Dari Jualan Kelontong ke Kemandirian Ekonomi

Eka Tjipta Widjaja, yang lahir dengan nama Oei Ek Tjhong di Fujian, China, dibawa oleh ayahnya ke Indonesia untuk mencari nasib yang lebih baik di Makassar. Di sanalah ia mulai belajar berbisnis, membantu ayahnya menjual kelontong dari pintu ke pintu. Pengalaman awal ini membentuk cara berpikir dan strategi bisnisnya di masa depan.

Saat menginjak dewasa, Eka mulai mengembangkan usahanya sendiri. Ia tidak hanya berjualan kelontong, tetapi juga melakukan jual-beli babi kepada tentara Jepang di Makassar. Selain itu, ia juga merambah bisnis roti, sirup, limun, dan biskuit, dengan cara menjual dari rumah ke rumah, bahkan hingga ke pulau lain seperti Pulau Selayar yang berjarak 157 km dari Makassar.

Strategi Bisnis yang Unik

Pada tahun 1950, Eka mulai berbisnis kopra dan segera berpindah ke Surabaya. Di Surabaya, ia menerapkan strategi harga yang unik dengan menjual barang lebih murah daripada harga pasaran. Meskipun mengakibatkan kerugian di awal, strategi ini menarik banyak pelanggan dan membuat penjualannya meningkat, sehingga keuntungan yang didapat lebih besar dibandingkan kompetitornya.

Pendirian Sinar Mas Group

Dari keuntungan yang didapat, Eka Tjipta mendirikan CV Sinar Mas pada dekade 1960-an. Salah satu produk unggulannya adalah minyak goreng yang menggunakan merek dagang Bimoli, singkatan dari Bitung Manado Oil. Ia mulai membuka perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar di Riau yang kemudian berkembang menjadi sekitar 138 ribu hektar. Sinar Mas kini menguasai 60% pasar minyak goreng di Indonesia.

Kerja Sama dan Persaingan dalam Bisnis

Bersama Sudono Salim, Eka mulai menjalin kerjasama dalam memproduksi minyak dengan merek Firma dan Kunci Mas. Namun, terjadi pergeseran kepemilikan seiring perkembangan bisnis yang penuh tantangan. Sementara merek Bimoli beralih ke Salim, Eka tetap mengontrol produksi Filma dan Kunci Mas. Akhirnya, Eka Tjipta Widjaja berhasil menduduki posisi teratas di industri kelapa sawit saat Orde Baru, mengalahkan pesaingnya.

Diversifikasi Bisnis Sinar Mas

Kesuksesan di bidang kelapa sawit mendorong Sinar Mas untuk memperluas cakupan bisnisnya. Mereka merambah ke industri properti, keuangan, hingga pertambangan. Semua ini berkontribusi pada reputasi Sinar Mas sebagai salah satu konglomerat terdepan di Indonesia, memperkuat posisi Eka sebagai salah satu orang terkaya di negara ini.

Penerusan Warisan Bisnis

Setelah kepergian Eka Tjipta pada tahun 2019, kepemimpinan Sinar Mas beralih tangan kepada anaknya, Franky Oesman Widjaja. Di bawah kepemimpinan Franky, Sinar Mas terus menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan signifikan, mempertahankan citra sebagai salah satu raksasa industri hingga keluarga Widjaja diakui sebagai salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia.



(RED)
Lebih baru Lebih lama

Facebook