Jakarta, Sabtu 01 Maret 2025 - Pemerintah kembali melanjutkan Paket Ekonomi Stimulus untuk Ramadan-Lebaran 2025, yang mencakup diskon tarif tol, potongan harga tiket pesawat, program belanja, serta stabilitas harga pangan. Kebijakan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat selama musim mudik. Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan kelanjutan program ini pada Senin (17/2/2025) di Istana Negara.
Menurut Dewanti, Sekretaris Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, paket stimulus ini dinilai positif karena dapat membantu masyarakat mengakses transportasi dengan lebih terjangkau. “Diharapkan stimulus ini dapat meringankan pengeluaran masyarakat, terutama untuk tarif pesawat dan tol,” ujarnya, Senin (24/2/2025).
Namun, Dewanti mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan dampak kebijakan ini, termasuk kemungkinan lonjakan jumlah pemudik yang bisa melebihi periode Natal dan Tahun Baru. “Pergerakan mudik Lebaran biasanya tiga kali lipat lebih padat dibanding Nataru. Ini perlu diantisipasi dengan baik,” tegasnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur pendukung seperti jalan tol, rest area, dan fasilitas ruang tunggu yang memadai. Pemerintah juga perlu mendorong penggunaan angkutan umum untuk mengurangi kepadatan kendaraan pribadi. “Harapannya, masyarakat lebih memilih angkutan umum sehingga beban jalanan bisa berkurang,” jelas Dewanti.
Diskon tarif tol, menurutnya, berpotensi meningkatkan volume kendaraan di jalan tol, yang bisa berdampak pada kemacetan di jalan biasa setelah keluar dari tol. “Perlu antisipasi serius untuk menghindari kemacetan dan kecelakaan,” tambahnya.
Dewanti juga menyarankan agar pemerintah melakukan koordinasi dengan operator transportasi, maskapai, dan pihak terkait lainnya. “Jangan sampai penurunan tarif mengorbankan kenyamanan atau keselamatan penumpang,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah perlu memastikan anggaran subsidi tersalurkan dengan tepat agar masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya. “Perencanaan harus matang dan diinformasikan ke masyarakat secara luas agar tidak menimbulkan kebingungan,” pesannya.
Sebagai langkah antisipasi, Dewanti mengusulkan pemerintah belajar dari pengalaman mudik tahun-tahun sebelumnya. Ia juga memuji rencana penerapan WFA (work from anywhere) menjelang libur panjang, yang diharapkan dapat memecah kepadatan mudik. “Pemerintah masih punya waktu sekitar satu bulan untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan melibatkan berbagai pihak,” tandasnya.
(RED)