Penurunan ini telah membawa nilai tukar rupiah ke titik terendah sepanjang masa, bahkan melampaui rekor terendah sebelumnya di Rp 16.650 yang tercatat selama krisis moneter 1998. Menurut Lukman Leong, analis dari Doo Financial Futures, sentimen risk-off yang kuat masih mendominasi pasar, berimbas pada pelemahan mata uang-mata uang emerging lainnya. "Mata uang-mata uang emerging yang masih melemah cukup besar pagi ini," katanya.
Leong juga memprediksi bahwa tekanan terhadap rupiah akan berlanjut seiring dengan kelemahan yang dialami oleh mata uang lainnya di pasar ekuitas. Kekhawatiran yang melingkupi para investor turut mempengaruhi stabilitas nilai tukar. Dengan kondisi ini, pelaku pasar diharapkan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan langkah-langkah strategis dalam menghadapi ketidakpastian yang ada di pasar.
(Red)