Menurut Ekonom INDEF, Eisha Maghfiruha Rachbini, penerapan tarif ini akan langsung mempengaruhi ekspor Indonesia ke AS. Dalam catatannya, komoditas yang akan terimbas mencakup tekstil, alas kaki, elektronik, kosmetik, furnitur, serta produk pertanian dan perkebunan seperti minyak kelapa sawit, karet, dan hasil perikanan. Efek dari tarif tersebut dapat menyebabkan penurunan tajam dalam volume ekspor.
Eisha menambahkan bahwa dalam teori ekonomi, penerapan tarif ini akan mendorong trade diversion, di mana pasar berpindah dari daerah dengan biaya rendah ke pasar dengan biaya yang lebih tinggi, hal ini berpotensi meningkatkan biaya bagi pelaku ekspor dan menghambat produksi serta menciptakan ancaman bagi lapangan pekerjaan.
Sementara itu, Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank, memperingatkan bahwa kebijakan tarif yang tinggi ini berdampak besar bagi eksportir, terutama untuk produk-produk yang berkompetisi langsung dengan barang lokal AS, seperti elektronik, mesin, bahan kimia, kosmetik, obat-obatan, serta produk pertanian.
(Red)